Kupang, 17 Oktober 2025
A. Potensi Tenun Tradisional NTT
1. Sejarah Tenun Tradisional NTTM
Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mengenal, dan mempraktikkan tradisi menenun sejak sekitar 3.500 tahun yang lalu dengan akar budaya yang menguat pada abad ke-3 Masehi seiring dengan berkembangnya kerajaan-kerajaan pertama di wilayah tersebut. Awalnya, tenun dibuat untuk memenuhi kebutuhan busana sehari-hari, namun seiring waktu berkembang menjadi bagian integral dari berbagai upacara adat. Tradisi menenun juga erat kaitannya dengan kehidupan perempuan. Pada masa lalu, terdapat keyakinan bahwa seorang perempuan yang belum pandai menenun tidak dapat menikah, menunjukkan betapa pentingnya keterampilan ini dalam kehidupan sosial. Terdapat keyakinan turun-temurun bahwa dalam sehelai tenun terkandung "jiwa", di mana proses pembuatannya tidak jarang disertai dengan ritual khusus dan doa kepada leluhur agar motif yang dihasilkan memiliki kekuatan dan makna yang mendalam.
Tenunan adalah proses pembuatan bahan tekstil yang dilakukan melalui persilangan antara benang lungsin dan benang pakan pada sudut yang tepat satu sama lain (Mendikbud, 2013:88). Pada tahun 2011 tenun telah resmi dikukuhkan sebagai salah satu warisan dunia oleh United Nations Educational, Scientific, and Culture Organization (UNESCO) dalam bidang Kebudayaan dan Pendidikan. Namun seiring, pengaruh globalisasi dan modernisasi, menjaga warisan budaya seperti kain tenun tradisional menjadi kian penting dimana kain tenun memiliki nilai budaya, dan sejarah yang sangat dalam. Dalam konteks ini, peran inovasi teknologi informasi melalui platform digital menawarkan solusi untuk melestarikan dan mempromosikan kain tenun tradisional, memastikan bahwa warisan budaya yang berharga ini agar tidak hilang atau terlupakan.
Kain tenun tradisional seyogyanya terus menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya meskipun tantangan globalisasi,

Kupang Jumat 26 September 2025
Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Bapak Askolani, bersama tim melaksanakan kunjungan kerja ke Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, didampingi oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi NTT. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah serta mengenal lebih dekat potensi lokal yang menjadi kekayaan dan kebanggaan masyarakat NTT.
Dalam kunjungan tersebut, Bapak Askolani dan tim DJPK melakukan audiensi dengan Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur di Kupang. Audiensi ini menjadi wadah untuk memperkuat koordinasi dan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, khususnya dalam mendukung pelaksanaan kebijakan fiskal yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan di wilayah NTT.
Usai audiensi, DJPK bersama Kanwil DJPb NTT berkesempatan mengunjungi area Car Free Day (CFD) di Kota Kupang serta Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTT. Dalam kesempatan tersebut, Bapak Askolani dan tim melihat secara langsung berbagai hasil karya kerajinan khas Nusa Tenggara Timur, terutama tenun ikat NTT yang dikenal memiliki nilai seni dan filosofi tinggi.
Tenun NTT tidak hanya menjadi simbol identitas budaya masyarakat, tetapi juga mencerminkan keindahan, ketekunan, serta kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun. Melalui kunjungan ini, DJPK dan Kanwil DJPb NTT menunjukkan apresiasi terhadap upaya pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi kreatif berbasis produk lokal yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi NTT melalui Dekranasda.
Kementerian Keuangan memandang pelestarian tenun sebagai bagian dari upaya menjaga kekayaan budaya bangsa yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Dukungan terhadap sektor kerajinan lokal ini sejalan dengan semangat pemerintah untuk memperkuat ekonomi daerah melalui pengembangan produk unggulan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis kearifan lokal.
Dalam kunjungan ke Dekranasda, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Bapak Askolani juga memberikan apresiasi terhadap upaya Pemerintah Provinsi NTT dalam mempromosikan tenun sebagai ikon budaya dan ekonomi daerah. Beberapa hasil tenun turut dibeli sebagai bentuk dukungan terhadap keberlanjutan pengembangan produk kerajinan lokal.
Melalui kegiatan ini, diharapkan sinergi antara DJPK, Kanwil DJPb NTT, dan pemerintah daerah dapat terus terjalin erat dalam menjaga serta mengembangkan warisan budaya Nusa Tenggara Timur agar tetap lestari sekaligus memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat dan generasi mendatang.

Kupang selasa 23 September 2025

Kupang Rabu 10 September 2025

kupang 18 agustus 2025
Suasana meriah memenuhi jalan utama Kota Kupang pada Rabu, 13 Agustus 2025. Ribuan warga memadati ruas jalan El Tari-Kuanino-Fontein untuk menyaksikan Pawai Kirab Budaya “NTT Bagaya 2025”. Kegiatan ini menjadi bagian dari perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, dengan tema “Merayakan Warisan, Menyongsong Masa Depan.”
Ragam Peserta, Ragam Budaya
Ambrosius, Ketua Panitia sekaligus Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, menjelaskan bahwa pawai ini menampilkan keragaman budaya, baik dari Nusa Tenggara Timur maupun Nusantara. Sebanyak 80 rombongan ambil bagian, terdiri dari:
Keikutsertaan berbagai kelompok ini mencerminkan keragaman sekaligus kebersamaan yang harmonis di bumi Flobamorata.
Rute Pawai dan Atraksi Budaya
Rute kirab budaya dimulai dari Alun-alun Rumah Jabatan Gubernur lalu bergerak menuju Polda NTT, melewati Kuanino hingga berakhir di Gereja Katedral Kristus Raja Kupang.
Di sepanjang perjalanan, peserta tidak hanya berbaris, tapi juga menampilkan atraksi budaya di tiga titik utama: Rumah Jabatan Gubernur, Gereja Koinonia, dan depan Kantor OJK Kupang. Atraksi ini kemudian dinilai langsung oleh para juri.
Selain menampilkan atraksi budaya, parade tahun ini juga dimeriahkan oleh penampilan drumband dari sejumlah SMA di Kupang, yang menambah semangat di sepanjang rute. Tak ketinggalan, mobil hias dengan motif tenun dan ornamen khas NTT ikut memeriahkan jalannya kirab, menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang hadir.
Antusiasme Warga & Perputaran Ekonomi
Antusiasme masyarakat terlihat dari ribuan warga yang berjejer di sepanjang rute, bersorak, hingga mengabadikan momen lewat kamera ponsel. Kemeriahan ini juga memberi dampak positif bagi perekonomian lokal. Ratusan pelaku UMKM merasakan manfaat, mulai dari penyewaan pakaian adat, jasa tata rias, dekorasi, transportasi, hingga kuliner khas yang ramai pembeli.
Lebih dari Sekadar Perayaan
Bagi masyarakat NTT, Pawai Kirab Budaya “NTT Bagaya 2025” bukan sekadar hiburan. Ia menjadi ruang pelestarian budaya, simbol persatuan, sekaligus bukti bahwa keberagaman adalah kekuatan.
Di balik warna-warni kostum dan gerakan tarian, ada pesan kebersamaan: bahwa kemerdekaan dapat dirayakan bukan hanya lewat upacara, tetapi juga melalui warisan tradisi yang terus hidup dan diwariskan lintas generasi.
Hari itu, Kupang benar-benar berwarna—penuh semangat, persatuan, dan kebanggaan.

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi NTT meluncurkan website bernama Lopo Tenun yang bisa diakses oleh masyarakat luas. “Kita sudah cukup lama bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menggerakan dan membudayakan nilai ekonomis dari salah satu produk budaya masyarakat NTT, yakni tenun. Website komunitas Lopo Tenun ini dapat menyuarakan semangat bersama dalam membangun budaya serta memanfaatkan nilai regional yang berpotensi ekonomi”, ujar Adi Setiawan selaku Kepala Kanwil DJPb Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Baca selengkapnya di : https://diskominfo.nttprov.go.id/2025/08/18/sosialisasi-dan-beragam-kuis-berhadiah-ramaikan-pameran-pembangunan-hari-ke-tujuh/

KBRN, Kupang : Industri yang memiliki keunikan dan merupakan warisan budaya Bangsa adalah industri yang memiliki berbagai motif seperti tenun ikat,batik, desain produk, teknik pembuatan dan bahan baku yang berbasis pada kearifan lokal. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diakui, Ibu Nova Penelah Teknik Disperindag Ibu Nova mengakui, pihaknya memiliki kewenangan untuk mendaftarkan kelompok Tenun Ikat di setiap Pemerintah Kabupaten/Kota guna dilindungi hak patennya.
Baca selengkapnya di : https://rri.co.id/ntt/hukum/1334653/tenun-ikat-desain-produk-berbasis-lokal-wajib-terlindungi
https://nttpembaruan.id/pimpin-upacara-hut-ke-80-ri-gubernur-ntt-berbusana-adat-ende/KUPANG, NTT PEMBARUAN.id – Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena saat memimpin Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke – 80 Kemerdekaan Republik Indonesia Tingkat Provinsi NTT Tahun 2025 di Alun-alun Rumah Jabatan Gubernur NTT, Minggu (17/8/2025) mengenakan busana adat dari Kabupaten Ende.
Baca selengkapnya : https://nttpembaruan.id/pimpin-upacara-hut-ke-80-ri-gubernur-ntt-berbusana-adat-ende/
Kupang — Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum Nusa Tenggara Timur (Kakanwil Kemenkum NTT), Silvester Sili Laba, menerima kunjungan silaturahmi dari Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Perbendaharaan Nusa Tenggara Timur (Kakanwil DJPb NTT), Adi Setiawan beserta tim di ruang kerjanya. Kakanwil turut didampingi oleh Kepala Divisi Peraturan Perundang-undangan dan Pembinaan Hukum (Kadiv P3H), Hasran Sapawi, serta Pranata Humas Ahli Muda, Dian Lenggu. Pertemuan tersebut membahas secara mendalam pemanfaatan teknologi dalam pengenalan produksi tenun daerah melalui media digital, dan berlangsung pada Kamis (07/08/2025). Dalam suasana pagi yang segar dan penuh semangat kolaborasi, Adi Setiawan membuka diskusi dengan membagikan pengalamannya di sejumlah daerah yang memiliki potensi produk lokal luar biasa, namun terkendala oleh infrastruktur dan teknologi yang belum memadai. Ia menegaskan bahwa media digital bisa menjadi langkah awal yang efektif dalam mendorong pertumbuhan produk lokal sebelum masuk pada investasi yang lebih besar. Baca selengkapnya di : // Terima Koordinasi Dan Konsultasi Hukum Terkait Penggunaan Teknologi Pengenalan Tenun, Kakanwil Hukum NTT Terpacu Meningkatkan Potensi Daerah

Yeni Accesories menjadi salah satu pelaku UMKM yang tampil dalam kegiatan launching program One Village One Product (OVOP) yang digelar meriah di halaman Kantor Gubernur NTT pada Selasa (27/5/2025) malam. Usaha ini merupakan salah satu binaan Bank NTT yang konsisten memasarkan kerajinan etnik berbahan tenun ikat khas NTT sejak tahun 2020. Yeni Oktaviana Rano Baki, pemilik Yeni Accesories, menyampaikan bahwa usahanya fokus pada produksi berbagai jenis pakaian dan aksesoris berbasis kain tenun khas NTT. Di antaranya adalah baju kain tenun, topi, selendang manik-manik, tas, jas, open jas, kimono, blazer, jaket bomber, dan dress.
Baca Selengkapnya: (link) @BANK NTT - Melayani Lebih Sungguh

Baca selengkapnya : (link) @BI_ Dari Halaman Rumah, Tenun Ini Menyentuh Dunia

Labuan Bajo, 10 Juli 2025 — Di balik lembar-lembar kain tenun yang indah dari Nusa Tenggara Timur, tersimpan cerita perjuangan perempuan tangguh dan semangat pemberdayaan yang kini mendapat dukungan nyata dari negara. Melalui program Kampung UMi Klaster Tenun, Pusat Investasi Pemerintah (PIP) tak hanya menyalurkan dana, tetapi juga merajut harapan baru bagi para pelaku UMKM dan pengrajin di daerah. Program ini menjadi bagian dari upaya PIP dalam memperluas akses Pembiayaan UMKM yang hingga Semester I 2025 telah tersalurkan sebesar Rp 3,97 triliun kepada 745.653 pengusaha UMKM yang tersebar di 510 Kab/Kota se-Indonesia atau mencapai 50,72% dari target tahun 2025. Namun, lebih dari sekadar angka, PIP membuktikan bahwa pembiayaan ini menyentuh akar kehidupan masyarakat terutama para perempuan melalui pendekatan komunitas yang menyeluruh, seperti yang dilakukan di Kampung UMi Klaster Tenun di NTT.
baca selengkapnya di : (link) @PIP_ Kampung UMi Klaster Tenun: Bukti Nyata Keberpihakan PIP bagi UMKM dan Perempuan - PIP DJPB Kemenkeu RI

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat rekor MURI usai melakukan parade exotic tenun dengan memamerkan 737 motif tenun yang berasal dari 22 kabupaten/kota di NTT.
Rekor MURI yang diterima yakni jumlah jenis, atau varian motif tenun terbanyak seluruh Indonesia yang diberikan oleh Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri diterima oleh Penjabat Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto didampingi Penjabat Tim PKK Provinsi NTT, Santi Ambarwati.

Seiring perkembangan zaman, kain tenun Nusa Tenggara tidak hanya bertahan sebagai produk budaya, namun juga berevolusi menjadi simbol mode yang relevan di panggung fashion global. Terbukti, kain ini telah tampil di beberapa perhelatan busana bergengsi dunia seperti New York Fashion Week pada tahun 2017 dan Paris Fashion Week pada tahun 2018. Kemunculan kain tenun Nusa Tenggara dalam acara besar ini mencerminkan daya tarik dan keunikan kain tradisional Indonesia yang mampu bersaing dan diterima dalam skala internasional. Di dalam negeri, kain tenun Nusa Tenggara juga mendapatkan perhatian dalam perhelatan Indonesia Fashion Week 2016, yang bertema The Touch of NTT, diinisiasi oleh desainer Julie Laiskodat Yurita Puji. Acara ini berhasil menampilkan kain tenun Nusa Tenggara dengan sentuhan inovatif namun tetap mempertahankan nuansa budaya lokal. Karya-karya yang diperagakan menggabungkan desain kontemporer dengan motif tradisional, sehingga menghasilkan koleksi busana yang unik, elegan, dan penuh makna. dan berikut macaam - macam tenun adat NTT yang paling di minati
Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak akan pernah absen dalam percaturan tempat indah yang ada di Indonesia. Ada banyak sekali tempat wisata di NTT yang bisa dikunjungi. Hal itu karena NTT memiliki alam yang sangat indah dan tidak dapat ditemukan di tempat lain. Bahkan, salah satu wilayah di NTT yaitu Labuan Bajo kini sudah berkembang pesat menjadi destinasi wisata premium bagi turis asing maupun lokal. Dengan keindahan alam yang memukau, penting sekali untuk mengetahui tempat wisata di NTT yang populer. NTT adalah surganya para pecinta alam dan penggemar petualangan. Berikut ini adalah 12 tempat wisata di NTT yang wajib kamu kunjungi sebagai salah satu kepingan surga yang ada di bumi Nusantara. Simak sebagai berikut.
Provinsi NTT memiliki banyak kebudayaan dan adat yang masih terus dipelihara hingga saat ini. Salah satunya, Kampung adat atau Desa adat yang saat ini masih dilestarikan oleh pemerintah setempat.Jika sedang berkunjung ke NTT, wisatawan dapat mengunjungi tujuh kampung adat yang menawarkan pesona keindahan alam yang alami.Bahkan wisatawan dapat mengunjungi salah satu kampung adat yang kini menjadi warisan UNESCO.
1. Pesona Kampung ADAT PU'U Ruteng
Salah satu daya tarik wisata di kota Ruteng, Kab. Manggarai adalah Kampung adat Ruteng atau selanjutnya disebut dengan Ruteng Pu'u. Jika belum berkesempatan untuk mengunjungi Wae Rebo karena lokasinya yang jauh, Ruteng Pu'u ini dapat menjadi destinasi alternatif. Ruteng Pu’u berlokasi di dengan lokasi di Kelurahan Golo Dukal, Kecamatan Langke Rembong yang berjarak dari pusat kota sejauh 2,6 km. Turis wisatawan yang datang bisa berasal wisatawan lokal yang berasal dari wilayah lain nusantara atau pun wisatawan mancanegara.
Jika ingin mengunjungi kampung adat tersebut, wisatawan dapat memilih alternatif jalan kaki sekaligus untuk trekking dari penginapan dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Baca Selengkapnya.............
